(Foto: Mbah Mariyah dan Kedua cucunya)
Tulang Bawang Barat | Prokontra.news |- Sungguh miris kehidupan yang dialami Mbah Mariyah warga RT 20 / RW 04 Tiyuh Mulya jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung, Kamis (31/07/2025).
Berdasarkan hasil konfirmasi wartawan media ini, Mbah Mariyah menceritakan kisah pilu penuh duka nestapa dan derita, setelah ditingal pergi suami tercintanya puluhan tahun yang lalu, dirinya harus bekerja keras sebagai buruh upah harian tebang tebu di PT. Indo Lampung untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari - hari.
Akan tetapi selain itu ada hal yang sangat menggugah hati dan perasaan hingga membuat prihatin, yaitu selain berjuang mempertahankan hidupnya, Mbah Mariyah harus berjuang seorang diri menghidupi dan merawat kedua cucunya yang bernama Alif Khoirul Anam Bin Turoh (7 Tahun) siswa kelas 1 SDN 23 Tubaba, dan Anindia Clara Dwi Nafiza Binti Hambali (12 Tahun) Siswi kelas 1 SMPN 8 Tubaba.
Mbah Mariyah, menuturkan dengan berlinang air mata, tentang perjalanan nasib pilu dirinya dan kedua cucunya yang bernama Alif Khoirul Anam bin dan Anindia Clara Dwi Nafiza yang telah ditinggal pergi kedua orang tuanya sudah bertahun - tahun merantau tanpa memberikan nafkah untuk kebutuhan hidup kedua cucunya itu, bahkan untuk kebutuhan peralatan sekolah cucunya hasil dari pemberian orang lain seperti, baju, sepatu, tas dan sebagainya, itupun barang bekas yang pernah dipakai, " tuturnya.
Lebih lanjut, ketika ditanya adakah perhatian atau bantuan dari pemerintah baik itu tingkat Tiyuh dan pemerintah Kabupaten setempat, dirinya menjawab. " Mas, selama ini yang membantu saya agar cucu saya, tetap dapat melanjutkan sekolah itu adalah masyarakat sekitar, kalau dari pemerintah Tiyuh dan Kabupaten belum ada sampai saat ini, " jelasnya.
" Tentu, saya berharap kepada pihak pemerintah setempat, dan para dermawan sudi kiranya dapat membantu saya dan kedua cucu saya, karna di usia saya yang sudah tua renta ini, penghasilan sebagai buruh tebang tebu di PT. Indo Lampung, itupun untuk makan dan minum sehari - hari saja kadang tidak cukup, karna waktu badan sehat saya bekerja ketika saya sakit, ya tidak dapat berkerja, " paparnya.
" Jujur, saya kadang berfikir dan berdoa di malam hari kepada tuhan, masih adakah orang yang peduli kepada nasib saya, untuk membantu agar kedua cucu ini, dapat mengenyam pendidikan yang layak, supaya mereka berdua kelak memilki masa depan yang lebih baik, " harapnya.
Selain itu, dirinya menginginkan agar pemerintah tiyuh maupun kabupaten dapat memberikan perhatian dan bantuan berupa kartu kesehatan gratis kepada dirinya dan ke dua cucunya tersebut, karena selama ini belum pernah mendapatkan, " terangnya.
" Kartu pengobatan gratis sangat saya butuhkan mas, baik untuk saya dan kedua cucu saya, karena saya ini orang tidak mampu, " ungkapnya.
Sampai berita ini diterbitkan belum ada tanggapan dari pihak terkait. (Red)