Breaking news

Senin, 17 November 2025

Milad Muhammadiyah Ke-113 Tahun 2025, Gerakan Perubahan dan Kemanusiaan Terbesar Dalam Bingkai Islam Berkemajuan

       

Penulis : 

(Ahmad Basri)

Ketua : K3PP Tubaba

Kader : Muhammadiyah Tubaba

Senin : 17 November 2025


Tulang Bawang Barat | Prokontra.news | -Muhammadiyah bukan sekadar organisasi kemasyarakatan biasa. Muhammadiyah adalah gerakan pencerahan, gerakan perubahan, dan gerakan kemanusiaan terbesar yang pernah lahir dari bumi Indonesia.


Berdiri pada 18 November 1912 di Kauman, Yogyakarta, sebuah kampung kecil yang kala itu menjadi pusat dinamika pemikiran Islam. Muhammadiyah tumbuh dari gagasan pembaruan KH. Ahmad Dahlan tentang pentingnya Islam yang rasional, berkemajuan, dan relevan dengan tuntutan zaman. Berpegang teguh pada Al Qur’an – As Sunnah.


Hari Selasa, 18 November 2025, Muhammadiyah tepat memasuki usia ke-113 tahun. Sebuah perjalanan panjang yang menandai keteguhan, konsistensi, serta keluasan amal pengabdian.


Tidak banyak organisasi yang mampu mencapai usia lebih dari satu abad dengan daya hidup yang tetap kuat dan relevansi yang justru semakin meningkat. Muhammadiyah adalah pengecualian besar itu. Muhammadiyah tetap berdiri kokoh hingga saat ini.


Muhammadiyah lahir dari pergulatan seorang ulama bernama Muhammad Darwis yang kemudian dikenal sebagai dengan KH. Ahmad Dahlan. Beliau menyadari bahwa umat Islam saat itu terjebak dalam kejumudan dan kebodohan. Kemiskinan merajalela, pendidikan tertinggal, dan pemahaman agama cenderung rituallistik.


Kini Muhammadiyah hadir dalam wujud yang konkret dan nyata. Lebih dari 170 perguruan tinggi, lebih dari 5.000 sekolah dan madrasah, ratusan rumah sakit, klinik, panti asuhan, panti jompo, layanan kebencanaan, hingga lembaga filantropi raksasa seperti Lazismu.


Semuanya adalah bukti bahwa dakwah Muhammadiyah adalah dakwah yang bekerja bukan hanya berbicara. Kontribusi ini adalah manifestasi nyata dari misi Islam Berkemajuan.


Konsep Islam Berkemajuan bukan sekadar jargon. Namun kristalisasi pemikiran Muhammadiyah tentang bagaimana Islam harus menjawab persoalan zaman modern.


Ketika dunia menghadapi krisis ekologi, kemiskinan, intoleransi, dan ketimpangan digital, Islam Berkemajuan tampil sebagai pendekatan yang menggabungkan nilai-nilai keimanan dengan rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan tanggung jawab sosial.


Haedar Nashir, Ketua umum PP Muhammadiyah saat ini, dalam banyak pidatonya, menegaskan bahwa tantangan terbesar umat bukan hanya radikalisme, tetapi juga “ kemunduran moral, ketidakadilan sosial, dan budaya politik pragmatis ". Karena itu, dakwah harus diterjemahkan dalam bentuk keberpihakan terhadap kaum lemah dan pembebasan dari berbagai belenggu ketidakadilan.


Dalam kehidupan politik praktis, Muhammadiyah tetap menjaga jarak kritis dari kekuasaan namun tetap berkontribusi konstruktif. Kritiknya halus tetap dilakukan tetapi masuknya santun dan bermartabat. Gerakan ini tidak anti-pemerintah.tetapi anti-kebijakan yang merugikan kepentingan rakyat.


Itulah sebabnya Muhammadiyah dipercaya oleh publik sebagai pelindung moral bangsa. Sebuah moral force yang menjaga arah perjalanan republik dari berbagai persoalan bangsa.Muhammadiyah hadir membawa solusi.


Milad ke-113 pada tahun 2025 ini, bukan hanya momentum untuk mengenang sejarah berdirinya Muhammadiyah , namun untuk meneguhkan masa depan.Muhammadiyah bukan organisasi yang hidup dari masa lalu. Muhammadiyah adalah gerakan yang melangkah ke depan dengan optimisme, kerja, dan dedikasi.


Di tengah badai kekacauan moral, ketidakadilan sosial, dan krisis kepemimpinan, Muhammadiyah tetap menjadi tiang penyangga peradaban dan bekerja dalam senyap namun menghasilkan perubahan besar. (Red)